Kamis, 07 Juli 2011

ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA


Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dsb. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. misalnya; Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dsb.
Dengan demikian dapat di tarik suatau kesimpulan bahwa Administrasi sarana dan prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendididkan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu :
a. Bangunan dan perabot sekolah
b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan , alat-alat peraga dan laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.
Secara micro (sempit) kepala sekolahlah yang bertanggung jawab atas pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang di perlukan di sebuah sekolah.
Sedangkan administrasi sarana dan prasarana itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran di sekolaah serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sebuah sekolah baik tujuan secara khusus maupun tujuan secara umum.
Terdapat beberapa pemahaman mengenai administrasi sarana dan prasarana di antaranya adalah :
a. Berdasarkan konsepsi lama dan modern
Menurut konsepsi lama administrasi sarana dan prasarana itu di artikan sebagai sebuah system yang mengatur ketertiban peralatan yang ada di sekolah . Menurut konsepsi modern administrasi sarana dan prasarana itu adalah suatu proses seleksi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Guru menurut konsepsi lama bertugas untuk mengatur ketertiban penggunaan sarana sekolah, menurut konsepsi modern guru bertugas sebagai administrator dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
b. Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu
  1. Seperangkat kegiatan dalam mempertahankan ketertiban penggunaan sarana dan prasarana di sekolah melalui penggunaan di siplin (pendekatan otoriter )
  2. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan ketertiban sarana dan prasarana sekolah dengan melalui pendekatan intimidasi
  3. Seperangkat kegiatan untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana sekolah dalam proses pembelajaran (pendekatan permisif)
  4. Seperangkat kegiatan untuk mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana sekolah sesuai dengan program pembelajaran (pendekatan intruksional)
  5. Seperangkat kegiatan untuk mengembangkan sarana dan prasarana sekolah
  6. Seperangkat kegiatan untuk mempertahankan keutuhan dan keamanan dari sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Pengertian lain dari administrasi sarana dan prasarana adalah suatu usaha yang di arahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan dan kelengkapan sarana yang ada.
Dengan demikian adminitrasi sarana dan prasarana itu merupakan usaha untuk mengupayakan sarana dan alat peraga yang di butuhkan pada proses pembelajaran demi lancarnya dan tercapainya tujuan pendidikan .

KODE ETIK GURU INDONESIA



          Guru Indonesia menyadari, bahwa pendidikan adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bangsa, dan Negara, serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan setiap pada Undang-Undang dasar 1945, turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, Guru Indonesia dipanggil untuk menunaikan karyanya dengan memedomani dasar-dasar sebagai berikut:
1.     Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.
2.    Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.
3.    Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4.    Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.
5.    Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6.    Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7.    Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawana sosial.
8.    Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9.    Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.   

METODE MENGAJAR



I.                    Metode mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
1.      Metode ceramah
Metode ceramah merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan

2.      Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

3.      Metode eksperimen
Metode eksperimen (percobaan) adalah penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

4.      Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pul dari siswa kepada guru.







5.      Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pertanyaan yang bersifat poblematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

6.      Metode tugas dan resitasi
Metode resitasi (penugasan) adalah metode metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.

7.      Metode problem solving
Metode problem solving adalah merupakan suatu metode mengajar juga metode berpikir, yang juga menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari  data sampai kepada mencari kesimpulan

8.      Metode latihan
Metode latihan juga disebut metode training, merupakan suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

9.      Metode simu;asi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Metode mengajar simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:











a.       Metode sosiodrama
Metode sosiodrama adalah metode pembalajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia sepertai kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter dan lain sebagainya.
b.      Metode psikodrama
Metode psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis.
c.       Metode role playing
Metode role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa actual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.  
II.                 Komunikasi keguruan

Komunikasi keguruan merupakan interaksi instruksional antara guru dan siswa.
1.      Seorang guru harus dapat menyampaikan pesannya secara tepat dan benar. Sekalipun sebuah pesan mengandung nilai-nilai yang baik dan benar, akan tetapi bila gurunya tidak dapat menyampaikan pesannya secara proporsional, justru akan berkesan materi tersebut acak-acakan.
2.      Seorang  guru tidak hanya mengandalkan kecakapan berkomunikasi di depan kelas, tetapi juga harus pandai mengemas pesan yang akan dikomunikasikan. Produk pesan pembelajaran yang baik harus dikemas dalam tiga ranah pembelajaran, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian pada masing-masing ranah harus disertai dengan strategi atau metode serta evaluasi yang jelas untuk pencapainnya.



Guru sangat menentukan peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan seorang anak didik (siswa) yang belajar di kelas. Cooper (1990) mengidentifikasi Sembilan jenis komuniasi atau kecakapan yang menjadi persyaratan dasar jika seorang guru akan berdiri di depan kelas :
1. Guru harus dapat berperan sebagai pembuat keputusan
2. Guru bertindak sebagai perencana pembelajaran
3. Guru harus berperan sebagai penentu tujuan pembelajaran
4. Guru harus mempunyai kecakapan dalam menyampaikan pembelajaran
5. Guru harus cakap dalam mendinamikakan kelas
6. Guru harus memahami konsep pengajaran dan pembelajaran
7. Guru harus mampu mengendalikan kelas
8. Guru harus dapat mengakomodasi seluruh peserta belajar
9. Guru harus dapat melakukan evaluasi.
         Dalam proses komunikasi keguruan dapat  melalui tahap-tahap berikut :
a.      PERSEPSI
       Persepsi, adalah kesan yang diterima melalui alat indera mengenai materi pelajaran maupun kesan terhadap guru yang menyampaikannya. Kesan ini pada setiap pelajar akan berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasaan, dan kebutuhan.

b.      APERSEPSI
       Apersepsi, adalah tanggapan terhadap kesan yang diterima alat, biasanya kesan dibandingkan dengan kesan-kesan sebelumnya atau dengan pengalaman sebelumnya.

c.       IDEASI
       Ideasi, adalah mengadakan konsepsi terhadap kesan yang diterimanya. Setelah kesan diterima dan disimpulkan/panjang (long term memory ditanggapi maka mengadakan seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah diperolehnya, mengadakan penataan mana yang relevan dengan kebutuhan dan keinginannya.





d.      TRANSMISI
      Transmisi, apabila kesan yang diterimanya masih meragukan maka pelajar akan mempertanyakan pada pengajarnya. Dalam suatu diskusi apabila hasil konsepsinya sudah mantap maka ia juga akan mantap mengungkapkan pada teman diskusinya.
           
e. KONKLUSI
             Konklusi, mendekati proses akhir belajar maka pelajar menyimpulkan keseluruhan
      materi      pelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan dan juga daya tangkapnya.
e.       MEMORI
       memori, proses akhir dari kegiatan belajar adalah menyimpannya dalam ingatan/memori (storage in memory). Hal ini selain tergantung pada daya ingatannya juga tergantung dalam penyimakan materinya. Kalau dalam menyimak materi palejaran sering tidak sadar (unconcius), sambil melamun, maka hanya masuk pada short term memory (memori jangka pendek) dan masuk ke bawah alam sadar. Sedangkan kalau menyimak materi pelajaran secara sungguh-sungguh dengan penuh konsentrasi dengan sadar (concius) maka selain masuk pada short term memory juga akan masuk dalam memori jangka).